Setiap
obat injeksi mempunyai rute tersendiri saat diberikan ke pasien. Obat yang
tidak sesuai cara pemberiannya dapat berakibat fatal bagi pasien. Maka dari itu
harus teliti dalam pemberian obat, terutama obat injeksi.
Teknik
Injeksi terbagi menjadi 4
1.
IM (intramuskular)
Obat
yg diinjeksi sampai ke jaringan otot. Biasanya jarum lebih panjang krn harus
mencapai jaringan otot. Kelebihan dari injeksi IM yaitu obat mudah terserap
karena otot memiliki persediaan darah yang banyak, jaringan otot juga mampu
menampung lebih banyak obat dari pada jaringan lemak.
Posisi
: 90 derajat, posisi seperti memegang pena.
Tujuannya
: khusus untuk obat dengan reaksi lama dan dilepas secara berkala.
Lokasi : dorsogluteal, paha atas, lengan atas
2.
SC (subcutan)
Injeksi
subkutan adalah obat yang diinjeksikan ke jaringan lemak dibawah kulit.
Penyerapan
obat berjalan lambat karena
didalam
lapisan lemak terdapat sedikit pembuluh darah. Injeksi subkutan lebih mudah dan
aman dibandingakan injeksi yang lain, tak jarang petugas kesehatan mengajari
pasien cara injeksi subkutan agar pasien
mandiri seperti injeksi insulin penderita diabetes.
Posisi
: 45 derajat, biasanya disertai dengan
menyubit
daerah injeksi supaya jarum tidak mengenai otot. Biasanya jarum lebih pendek.
3.
IV (Intravena)
Injeksi
yang diberikan secara langsung ke dalam
pembuluh darah. injeksi intravena paling sering digunakan saat pasien
membutuhkan penanganan secara cepat dan dosis besar. Tidak hanya injeksi,
pemasangan cairan infus ataupun produk darah bisa diberikan melalui intravena
* Jenis intarvena jangka pendek biasanya
pada
kasus rawat inap, operasi, atau penghilang rasa nyeri. Lama jalur intravena
untuk cairan infus pada pasien dewasa 4-5 hari, beda kasus pada pasien anak
biasanya tidak dihitung
lama
infus terpasang, selama jalur intravena tidak mengalami peradangan atau
plebitis, jalur intravena masih bisa digunakan, tetapi harus selalu di
pantau karena pasien anak lebih aktif
*
Jenis intravena jangka panjang biasanya pada pasien dalam pengobatan kemoterapi
dan
pengobatan yang mebutuhkan jalur yang paten dikarenakan obat yg bersifat keras
Posisi : 25 derajat, ditandai saat aspirasi ada darah, bila tidak ada darah posisi tidak tepat. Tujuannya : khusus obat yang dibutuhkan secara cepat penyerapan ke tubuh.
4.
IC (Intarcutan)
Injeksi
intracutan adalah memasukan obat
kedalam
lapisan dermal (dermis) dibawah lapisan epidermis menggunakan jarum khusus yang
lebih kecil. Biasanya jalur intracutan digunakan saat pemberian obat BCG pada
bayi, tes alergi, tes antibiotik, mantox tes dll. Injeksi intracutan sedikit
lebih susah sebaiknya dilakukan oleh
petugas
medis.
Posisi : 10-15 Derajat . Bisanya ditandai dengan gelembung pada kulit setelah obat diiinjeksikan.
Kesimpulan
Setiap
injeksi mempunyai rute dan fungsi sesuai obat yang diberikan. Sebagai perawat
pemula mungkin butuh belajar berkali kali untuk menjadi ahli dalam injeksi.
Sebaiknya obat-obat injeksi dilakukan oleh petugas medis yang sudah terlatih
karena bisa berakibat fatal bila obat yang diberikan tidak sesuai rutenya.
Banyak berlatih maka akan terbiasa dan tidak membahayakan pasien.
0 Response to "KETELITIAN DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT INKETELITIAN DAN TEKNIK PEMBERIAN OBAT INJEKSI PADA PASIENJEKSI PADA PASIEN"
Posting Komentar
Harap bagi Teman-teman jangan melakukan spam di blog saya, dan bicara kotor, Terima Kasih.